Saat ibadah malam Natal, seperti hari ini 24 Desember 2012, seperti biasa, gereja akan dipenuhi oleh orang-orang, bahkan boleh dikatakan sesak oleh pengunjung. Setengah jam sebelum ibadah dimulai, kursi sudah terisi lebih dari separuh. Tidak ada white Christmas tahun ini karena dari pagi sudah turun gerimis. Namun tumpukan salju masih terlihat di beberapa tempat di sudut jalan. Kabar baiknya, karena hujan tentu saja suhu udara menjadi di atas nol derajat Celcius, jadi sedikit lebih nyaman untuk bepergian.
Misa Natal berjalan dengan hikmad, paduan suara menyanyikan lagu-lagu Natal dengan syahdu. Demikan juga kidung Natal dinyanyikan sukacita oleh semua jemaat yang hadir, mulai dari lagu Tannenbaum (pohon terang) sampai menyanyikan bersama lagu Stille Nacht (Malam Kudus) sebagai puncak perayaan Natal, dimana semua jemaat berdiri dan semua lampu dipadamkan. Hanya terang lilin serta lampu sorot saja yang dibiarkan menerangi gereja.
Saya memang tidak menanyakan secara khusus tentang alasan terkait, namun, mengurangi dana-dana untuk dekorasi ini mungkin terkait dengan krisis Eropa. Seperti hal nya di kampus, yang juga dikurangi hampir 40 % dari jumlah jam kerja yang tentu berpengaruh terhadap pendapatan.
- stasiun utama Dresden (dokumentasi pribadi)
- tahun lalu
Namun, jangan tanyakan tentang kesederhanaan atau urusan berhemat terhadap orang Jerman, karena, mereka memang cenderung tidak suka menunjukkan apa yang mereka miliki dan sudah dari sananya sederhana (juga hemat). Apalagi kalau ada alasan untuk berhemat, pada akhirnya itu bukan sesuatu hal yang sulit untuk mereka lakukan seperti yang terlihat dari hal sederhana ini, dalam perayaan Natal. Ya, begitulah. Semoga kebiasaan mereka ini akan membantu agar segera teratasi masalah krisis Eropa.
***
Pukul 22:00 malam ini, gereja di dekat apartemenku juga mengadakan konser musik Natal. Begitu saya mendengar lonceng gereja, walau saya juga tidak tau ada acara apa tadinya, akhirnya saya melangkahkan kaki. Rupanya ada acara konser yang tidak dipungut biaya masuk dan hanya sedikit terkait ibadah Natal. Dan yang pasti, walau sudah jelang tengah malam, namun, gereja juga penuh.
Tidak ada yang mengharuskan bahwa perayaan Natal disertai gemerlap lampu-lampu, kado-kado mahal atau kemewahan lainnya, karena Natal itu sendiri adalah kesederhanaan. Dan saya juga menyukai cara orang Timur merayakan Natal yang lebih ke arah kerohanian, dimana mereka juga memberlakukan puasa jelang Natal bahkan untuk Kristen Ortodoks mereka puasa 40 hari sebelum merayakan Natal.
***
Saya tidak ada foto ibadah malam Natal, karena ternyata saya cuma nenteng kamera tapi lupa masukin card. payah. haha.
hahaaha, saya kira karena berdoa serius jadi lupa foto2 🙂 Yah, Natal kan memang bukan buat hura2 kok. Tanpa makanan enak, tanpa baju baru , tanpa asesoris, suasananya akan tetap terasa…
Huks, puasa 40 hari menjelang Natal kayaknya saya syusyaaaah melakukannya….